Tuesday, October 7, 2025

Pembelajaran Mendalam: Kebijakan Baru Pendidikan Indonesia

 


1. Dasar Hukum & Kebijakan Resmi

  • Kebijakan Pembelajaran Mendalam secara formal diatur dalam Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 sebagai penyempurnaan atas Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Imran Tululi+4JDIH Kementerian Pendidikan+4Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4

  • Permendikdasmen 13/2025 tidak dimaksudkan sebagai “kurikulum baru”, melainkan sebagai penguatan arah kebijakan melalui integrasi berbagai peraturan menteri, serta penekanan penerapan pembelajaran mendalam. Imran Tululi+3Kemendikdasmen+3Gurudikdas+3

  • Dalam Permendikdasmen 13/2025 juga disebutkan bahwa pembelajaran mendalam dapat diterapkan pada sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka, sehingga fleksibel bagi sekolah. Imran Tululi+3Kemendikdasmen+3Direktorat SMK+3

  • Lebih lanjut, dalam dokumen “Pembelajaran Mendalam” yang disediakan oleh Kemendikbud (kurikulum.kemdikbud), terdapat penjabaran prinsip, kerangka, dan konsekuensi regulasi terhadap standar pendidikan nasional. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2

  • Juga ada dokumen “Naskah Akademik — Pembelajaran Mendalam Pendidikan Bermutu untuk Semua” sebagai landasan konseptual transformasi pendidikan ke arah pembelajaran yang lebih bermakna. Gurudikdas

Jadi, rangka regulasi dan kerangka kebijakan sudah kuat: ini bukan sekadar wacana, melainkan sudah menjadi arahan resmi yang harus diikuti oleh satuan pendidikan di Indonesia.


2. Tujuan & Makna Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran Mendalam dirancang untuk mengubah cara siswa belajar — dari sekadar menghafal menuju memahami secara mendalam, bermakna, dan terintegrasi. Beberapa tujuan utama adalah:

  1. Menekankan pemahaman konsep secara menyeluruh, bukan hanya hafalan. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4Direktorat SMK+4Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4

  2. Menghubungkan antar konsep / lintas mata pelajaran agar siswa dapat melihat relasi konteks dalam kehidupan nyata. detikcom+3Direktorat SMK+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3

  3. Membuat pembelajaran lebih bermakna dan relevan, sehingga siswa menyadari manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3Gurudikdas+3

  4. Membangun suasana belajar yang menggembirakan, yang memotivasi dan menghargai kontribusi siswa — agar proses belajar lebih menyenangkan dan efektif. Imran Tululi+4Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4Gurudikdas+4

  5. Mengembangkan profil lulusan secara holistik, meliputi aspek kognitif (olah pikir), emosional (olah hati), estetika dan empati (olah rasa), serta aspek jasmani / karakter (olah raga). Direktorat SMK+4Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4Gurudikdas+4

  6. Mendorong literasi digital dan kemampuan abad 21, termasuk integrasi teknologi, dan dalam Permendikdasmen 13/2025 diwacanakan penambahan mata pelajaran pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial. BBPMP Jawa Tengah+3Direktorat SMK+3Kemendikdasmen+3

  7. Pengelolaan materi yang esensial: artinya materi yang diajarkan harus benar-benar penting, tidak membebani dengan topik yang kurang relevan atau pengulangan yang tidak perlu. Kemendikdasmen+3detikcom+3Gurudikdas+3

Dengan demikian, pembelajaran mendalam bukan hanya teknik mengajar, melainkan paradigma: mengutamakan kualitas pemahaman dan relevansi.


3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Mendalam

Menurut dokumen kebijakan, konsep Pembelajaran Mendalam dilandasi oleh prinsip-prinsip berikut:

PrinsipPenjelasan
MemuliakanMenghargai potensi, martabat, dan nilai kemanusiaan siswa (memuliakan semua pihak) Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2
BerkesadaranSiswa menyadari tujuan pembelajaran, termotivasi intrinsik, dan mengatur strategi belajar secara mandiri Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2
BermaknaPengalaman belajar terkait dan relevan dengan pengetahuan lama dan konteks kehidupan nyata Imran Tululi+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3Gurudikdas+3
MenggembirakanSuasana yang positif, menyenangkan, menantang, memotivasi, dan menghargai kontribusi siswa Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2

Dalam penerapannya, pembelajaran mendalam juga melibatkan keempat olah (fungsi pendidikan) secara terpadu:

  • Olah Pikir: pengasahan kemampuan berpikir (analisis, sintesis, evaluasi)

  • Olah Hati: pembentukan karakter, nilai moral, empati

  • Olah Rasa: kepekaan estetika, apresiasi keindahan dan hubungan sosial

  • Olah Raga: aktivitas fisik atau kinestetik yang menyokong kesehatan dan karakter siswa

Selain itu, ada aspek kunci lain dalam implementasi: penggunaan teknologi digital untuk efisiensi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian; multi/antar disiplin ilmu (interdisipliner); kemitraan pembelajaran; dan lingkungan pembelajaran kondusif. kspstendik.dikdasmen.go.id+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3Gurudikdas+3


4. Tahapan & Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam

Secara ringkas, proses pelaksanaan pembelajaran mendalam meliputi:

  1. Identifikasi kesiapan siswa & karakteristik materi

  2. Perencanaan atau RPP / RPM

    • Merancang aktivitas pembelajaran yang mendalam, reflektif, dan kontekstual.

    • Tentukan strategi, media, teknologi, serta asesmen formatif dan sumatif.

  3. Pelaksanaan pembelajaran mendalam

    • Guru memfasilitasi siswa mengeksplorasi konsep, melakukan diskusi, tugas proyek, simulasi, diskusi reflektif, penerapan dalam konteks nyata.

    • Penggunaan teknologi untuk mendukung materi atau interaksi, adaptasi kegiatan sesuai kebutuhan siswa.

  4. Asesmen & Umpan Balik

    • Asesmen awal (pre-test / eksplorasi konsep)

    • Asesmen proses (observasi, penilaian formatif, kuis, refleksi)

    • Asesmen akhir / produk (tugas aplikasi, proyek, presentasi)

    • Umpan balik konstruktif agar siswa tahu aspek mana yang perlu diperbaiki.

  5. Refleksi & Tindak Lanjut

    • Siswa dan guru merefleksikan pembelajaran: apa yang berhasil, kesulitan, strategi perbaikan.

    • Merencanakan pembelajaran berikutnya berdasarkan evaluasi.

Strategi pembelajaran seperti inquiry, project-based learning (PBL), diskusi, simulasi, studi kasus, dan pembelajaran kontekstual bisa digunakan — asal tetap mempertimbangkan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2BBPMP Jawa Tengah+2

Selain itu, di kebijakan disebutkan bahwa 10% dari jam pelajaran dialokasikan untuk pembelajaran mendalam interdisipliner. BBPMP Jawa Tengah


5. Contoh RPP / RPM Pembelajaran Mendalam

Berikut contoh sederhana RPP Pembelajaran Mendalam (1 kali pertemuan, 120 menit) untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas 8 — tema “Peran Pemuda dalam Perumusan Pancasila” — berdasarkan contoh yang ditemukan di SMPN10 Kota Bima. SMP NEGERI 10 KOTA BIMA

Contoh Struktur / Langkah RPP

  1. Identifikasi

    • Kesiapan siswa: minat siswa terhadap peran pemuda, pengalaman diskusi sosial, kemampuan berpikir kritis

    • Materi pokok & dimensi profil lulusan

  2. Tujuan Pembelajaran

    • Siswa dapat menjelaskan peran pemuda dalam proses perumusan Pancasila.

    • Siswa dapat mengaitkan peran tersebut dalam kondisi sosial masa kini.

    • Siswa mampu membuat presentasi kreativ tentang kontribusi pemuda dalam menjaga nilai-nilai Pancasila.

  3. Strategi & Metode

    • Diskusi kelompok kecil

    • Penugasan proyek mini (presentasi multimedia)

    • Diskusi reflektif dan tanya jawab

  4. Skenario Kegiatan

    • Apersepsi: guru menyajikan video singkat tentang sejarah pemuda dalam perumusan Pancasila

    • Diskusi kelompok: identifikasi tokoh pemuda, peran, tantangan

    • Presentasi kelompok dengan media (poster, video pendek)

    • Diskusi kelas: hubungan antara peran pemuda zaman dahulu dan masa kini

    • Refleksi individu: siswa menuliskan apa yang bisa mereka lakukan sebagai pemuda

  5. Asesmen & Umpan Balik

    • Penilaian proyek presentasi kelompok

    • Observasi diskusi

    • Kuesioner refleksi siswa

    • Umpan balik lisan dan tertulis

  6. Refleksi & Tindak Lanjut

    • Guru mengevaluasi hasil produk dan proses

    • Siswa berbagi pembelajaran dan rencana tindak lanjut

Tentunya, RPP tersebut harus disesuaikan dengan konteks lokal, jumlah jam, karakteristik siswa, dan tema materi di sekolah masing-masing.


6. Rubrik Penilaian Pembelajaran Mendalam

Rubrik membantu penilaian yang objektif dan transparan dalam pelaksanaan pembelajaran mendalam. Berikut poin-poin penting dalam rubrik yang umum digunakan:

Komponen Rubrik

  1. Prinsip Pembelajaran Mendalam

    • Apakah aspek berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan terlihat dalam perencanaan & pelaksanaan. Academia+2Scribd+2

  2. Fokus Pembelajaran Mendalam

  3. Kerangka Implementasi

    • Praktik pedagogis (metode, strategi)

    • Kemitraan pembelajaran

    • Lingkungan pembelajaran kondusif

    • Pemanfaatan digital / teknologi dalam pembelajaran Academia+1

  4. Proses Asesmen

Skala & Level Penilaian

Rubrik biasanya menggunakan skala 1 (Kurang Kuat) hingga 4 (Sangat Kuat) atau skala deskriptif seperti:

  • 4 = Sangat Baik / Kuat

  • 3 = Baik / Cukup Kuat

  • 2 = Cukup / Perlu Peningkatan

  • 1 = Kurang / Perlu Bimbingan

Contoh skor atau indikator:

AspekLevel 4Level 3Level 2Level 1
Prinsip “Berkesadaran”Siswa menyadari tujuan, strategi belajar, mengatur diri sendiri dengan baikSebagian siswa menyadari tujuan dan strategiHanya sebagian kecil menyadari, atau membutuhkan panduan guruTidak ada kesiapan siswa mengenali tujuan dan strategi
Aplikasi KontekstualTugas benar-benar relevan dan memberikan ruang bagi siswa mengaitkan ke konteks nyataAda sebagian elemen kontekstual namun belum optimalSebagian kecil tugas relevanTugas cenderung tidak relevan / abstrak
Pemanfaatan DigitalTeknologi digunakan optimal untuk mendukung eksplorasi, interaksi, dan evaluasiTeknologi digunakan tetapi belum maksimalTeknologi hanya digunakan sebagai pelengkapTeknologi hampir tidak digunakan atau tidak signifikan
Umpan Balik & RefleksiFeedback jelas, spesifik, dan siswa terlibat dalam refleksi diriFeedback cukup baik, refleksi ada tetapi minim kedalamanFeedback umum, refleksi terbatasFeedback minim dan refleksi siswa tidak terlihat

Rubrik ini bisa disesuaikan dengan konteks sekolah, mata pelajaran, karakteristik siswa, dan skala penilaian yang diinginkan.


7. Kesimpulan & Saran

  • Program Pembelajaran Mendalam adalah langkah strategis Indonesia untuk memperdalam kualitas proses pembelajaran — tidak hanya fokus pada “apa yang diajarkan”, tetapi bagaimana siswa memahami, menerapkan, dan meresapi materi dalam kehidupan nyata.

  • Dasar hukumnya telah kuat melalui Permendikdasmen 13/2025 dan dokumen pendukung dari Kemendikbud.

  • Prinsip-prinsip (memuliakan, berkesadaran, bermakna, menggembirakan) menjadi landasan penting agar penerapannya tidak sekadar “gaya baru” tetapi bermakna.

  • Contoh RPP mendalam dan rubrik penilaian dapat dijadikan starting point untuk guru dan sekolah memulai transformasi ke arah pembelajaran yang lebih bermakna.

No comments:

Post a Comment

🎮 Belajar Pemrograman Menjadi Seru!

  👧👦 Untuk Anak-Anak Usia 9–17 Tahun Dengan Bantuan Visual & AI yang Membuat Imajinasi Hidup 🌟 1. Apa Itu Pemrograman? Bayangkan kamu...