1. Dasar Hukum & Kebijakan Resmi
-
Kebijakan Pembelajaran Mendalam secara formal diatur dalam Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 sebagai penyempurnaan atas Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Imran Tululi+4JDIH Kementerian Pendidikan+4Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4
-
Permendikdasmen 13/2025 tidak dimaksudkan sebagai “kurikulum baru”, melainkan sebagai penguatan arah kebijakan melalui integrasi berbagai peraturan menteri, serta penekanan penerapan pembelajaran mendalam. Imran Tululi+3Kemendikdasmen+3Gurudikdas+3
-
Dalam Permendikdasmen 13/2025 juga disebutkan bahwa pembelajaran mendalam dapat diterapkan pada sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka, sehingga fleksibel bagi sekolah. Imran Tululi+3Kemendikdasmen+3Direktorat SMK+3
-
Lebih lanjut, dalam dokumen “Pembelajaran Mendalam” yang disediakan oleh Kemendikbud (kurikulum.kemdikbud), terdapat penjabaran prinsip, kerangka, dan konsekuensi regulasi terhadap standar pendidikan nasional. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2
-
Juga ada dokumen “Naskah Akademik — Pembelajaran Mendalam Pendidikan Bermutu untuk Semua” sebagai landasan konseptual transformasi pendidikan ke arah pembelajaran yang lebih bermakna. Gurudikdas
Jadi, rangka regulasi dan kerangka kebijakan sudah kuat: ini bukan sekadar wacana, melainkan sudah menjadi arahan resmi yang harus diikuti oleh satuan pendidikan di Indonesia.
2. Tujuan & Makna Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam dirancang untuk mengubah cara siswa belajar — dari sekadar menghafal menuju memahami secara mendalam, bermakna, dan terintegrasi. Beberapa tujuan utama adalah:
-
Menekankan pemahaman konsep secara menyeluruh, bukan hanya hafalan. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4Direktorat SMK+4Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4
-
Menghubungkan antar konsep / lintas mata pelajaran agar siswa dapat melihat relasi konteks dalam kehidupan nyata. detikcom+3Direktorat SMK+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3
-
Membuat pembelajaran lebih bermakna dan relevan, sehingga siswa menyadari manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3Gurudikdas+3
-
Membangun suasana belajar yang menggembirakan, yang memotivasi dan menghargai kontribusi siswa — agar proses belajar lebih menyenangkan dan efektif. Imran Tululi+4Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4Gurudikdas+4
-
Mengembangkan profil lulusan secara holistik, meliputi aspek kognitif (olah pikir), emosional (olah hati), estetika dan empati (olah rasa), serta aspek jasmani / karakter (olah raga). Direktorat SMK+4Sistem Informasi Kurikulum Nasional+4Gurudikdas+4
-
Mendorong literasi digital dan kemampuan abad 21, termasuk integrasi teknologi, dan dalam Permendikdasmen 13/2025 diwacanakan penambahan mata pelajaran pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial. BBPMP Jawa Tengah+3Direktorat SMK+3Kemendikdasmen+3
-
Pengelolaan materi yang esensial: artinya materi yang diajarkan harus benar-benar penting, tidak membebani dengan topik yang kurang relevan atau pengulangan yang tidak perlu. Kemendikdasmen+3detikcom+3Gurudikdas+3
Dengan demikian, pembelajaran mendalam bukan hanya teknik mengajar, melainkan paradigma: mengutamakan kualitas pemahaman dan relevansi.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Mendalam
Menurut dokumen kebijakan, konsep Pembelajaran Mendalam dilandasi oleh prinsip-prinsip berikut:
| Prinsip | Penjelasan |
|---|---|
| Memuliakan | Menghargai potensi, martabat, dan nilai kemanusiaan siswa (memuliakan semua pihak) Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2 |
| Berkesadaran | Siswa menyadari tujuan pembelajaran, termotivasi intrinsik, dan mengatur strategi belajar secara mandiri Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2 |
| Bermakna | Pengalaman belajar terkait dan relevan dengan pengetahuan lama dan konteks kehidupan nyata Imran Tululi+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3Gurudikdas+3 |
| Menggembirakan | Suasana yang positif, menyenangkan, menantang, memotivasi, dan menghargai kontribusi siswa Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2 |
Dalam penerapannya, pembelajaran mendalam juga melibatkan keempat olah (fungsi pendidikan) secara terpadu:
-
Olah Pikir: pengasahan kemampuan berpikir (analisis, sintesis, evaluasi)
-
Olah Hati: pembentukan karakter, nilai moral, empati
-
Olah Rasa: kepekaan estetika, apresiasi keindahan dan hubungan sosial
-
Olah Raga: aktivitas fisik atau kinestetik yang menyokong kesehatan dan karakter siswa
Selain itu, ada aspek kunci lain dalam implementasi: penggunaan teknologi digital untuk efisiensi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian; multi/antar disiplin ilmu (interdisipliner); kemitraan pembelajaran; dan lingkungan pembelajaran kondusif. kspstendik.dikdasmen.go.id+3Sistem Informasi Kurikulum Nasional+3Gurudikdas+3
4. Tahapan & Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam
Secara ringkas, proses pelaksanaan pembelajaran mendalam meliputi:
-
Identifikasi kesiapan siswa & karakteristik materi
-
Menilai latar belakang siswa, kesiapan awal, minat, dan kebutuhan.
-
Menentukan materi inti (esensial) yang akan dipelajari secara mendalam. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2Gurudikdas+2
-
-
Perencanaan atau RPP / RPM
-
Merancang aktivitas pembelajaran yang mendalam, reflektif, dan kontekstual.
-
Tentukan strategi, media, teknologi, serta asesmen formatif dan sumatif.
-
-
Pelaksanaan pembelajaran mendalam
-
Guru memfasilitasi siswa mengeksplorasi konsep, melakukan diskusi, tugas proyek, simulasi, diskusi reflektif, penerapan dalam konteks nyata.
-
Penggunaan teknologi untuk mendukung materi atau interaksi, adaptasi kegiatan sesuai kebutuhan siswa.
-
-
Asesmen & Umpan Balik
-
Asesmen awal (pre-test / eksplorasi konsep)
-
Asesmen proses (observasi, penilaian formatif, kuis, refleksi)
-
Asesmen akhir / produk (tugas aplikasi, proyek, presentasi)
-
Umpan balik konstruktif agar siswa tahu aspek mana yang perlu diperbaiki.
-
-
Refleksi & Tindak Lanjut
-
Siswa dan guru merefleksikan pembelajaran: apa yang berhasil, kesulitan, strategi perbaikan.
-
Merencanakan pembelajaran berikutnya berdasarkan evaluasi.
-
Strategi pembelajaran seperti inquiry, project-based learning (PBL), diskusi, simulasi, studi kasus, dan pembelajaran kontekstual bisa digunakan — asal tetap mempertimbangkan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2BBPMP Jawa Tengah+2
Selain itu, di kebijakan disebutkan bahwa 10% dari jam pelajaran dialokasikan untuk pembelajaran mendalam interdisipliner. BBPMP Jawa Tengah
5. Contoh RPP / RPM Pembelajaran Mendalam
Berikut contoh sederhana RPP Pembelajaran Mendalam (1 kali pertemuan, 120 menit) untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas 8 — tema “Peran Pemuda dalam Perumusan Pancasila” — berdasarkan contoh yang ditemukan di SMPN10 Kota Bima. SMP NEGERI 10 KOTA BIMA
Contoh Struktur / Langkah RPP
-
Identifikasi
-
Kesiapan siswa: minat siswa terhadap peran pemuda, pengalaman diskusi sosial, kemampuan berpikir kritis
-
Materi pokok & dimensi profil lulusan
-
-
Tujuan Pembelajaran
-
Siswa dapat menjelaskan peran pemuda dalam proses perumusan Pancasila.
-
Siswa dapat mengaitkan peran tersebut dalam kondisi sosial masa kini.
-
Siswa mampu membuat presentasi kreativ tentang kontribusi pemuda dalam menjaga nilai-nilai Pancasila.
-
-
Strategi & Metode
-
Diskusi kelompok kecil
-
Penugasan proyek mini (presentasi multimedia)
-
Diskusi reflektif dan tanya jawab
-
-
Skenario Kegiatan
-
Apersepsi: guru menyajikan video singkat tentang sejarah pemuda dalam perumusan Pancasila
-
Diskusi kelompok: identifikasi tokoh pemuda, peran, tantangan
-
Presentasi kelompok dengan media (poster, video pendek)
-
Diskusi kelas: hubungan antara peran pemuda zaman dahulu dan masa kini
-
Refleksi individu: siswa menuliskan apa yang bisa mereka lakukan sebagai pemuda
-
-
Asesmen & Umpan Balik
-
Penilaian proyek presentasi kelompok
-
Observasi diskusi
-
Kuesioner refleksi siswa
-
Umpan balik lisan dan tertulis
-
-
Refleksi & Tindak Lanjut
-
Guru mengevaluasi hasil produk dan proses
-
Siswa berbagi pembelajaran dan rencana tindak lanjut
-
Tentunya, RPP tersebut harus disesuaikan dengan konteks lokal, jumlah jam, karakteristik siswa, dan tema materi di sekolah masing-masing.
6. Rubrik Penilaian Pembelajaran Mendalam
Rubrik membantu penilaian yang objektif dan transparan dalam pelaksanaan pembelajaran mendalam. Berikut poin-poin penting dalam rubrik yang umum digunakan:
Komponen Rubrik
-
Prinsip Pembelajaran Mendalam
-
Apakah aspek berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan terlihat dalam perencanaan & pelaksanaan. Academia+2Scribd+2
-
-
Fokus Pembelajaran Mendalam
-
Pemahaman mendalam & aplikasi kontekstual
-
Pengembangan dimensi profil lulusan (kreativitas, berpikir kritis, kolaborasi, kemandirian, komunikasi, kesehatan, kewargaan, keimanan) Academia+2Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2
-
-
Kerangka Implementasi
-
Praktik pedagogis (metode, strategi)
-
Kemitraan pembelajaran
-
Lingkungan pembelajaran kondusif
-
Pemanfaatan digital / teknologi dalam pembelajaran Academia+1
-
-
Proses Asesmen
-
Asesmen menyeluruh & berkelanjutan
-
Umpan balik konstruktif
-
Penilaian autentik dan refleksi diri siswa Academia+2Sistem Informasi Kurikulum Nasional+2
-
Skala & Level Penilaian
Rubrik biasanya menggunakan skala 1 (Kurang Kuat) hingga 4 (Sangat Kuat) atau skala deskriptif seperti:
-
4 = Sangat Baik / Kuat
-
3 = Baik / Cukup Kuat
-
2 = Cukup / Perlu Peningkatan
-
1 = Kurang / Perlu Bimbingan
Contoh skor atau indikator:
| Aspek | Level 4 | Level 3 | Level 2 | Level 1 |
|---|---|---|---|---|
| Prinsip “Berkesadaran” | Siswa menyadari tujuan, strategi belajar, mengatur diri sendiri dengan baik | Sebagian siswa menyadari tujuan dan strategi | Hanya sebagian kecil menyadari, atau membutuhkan panduan guru | Tidak ada kesiapan siswa mengenali tujuan dan strategi |
| Aplikasi Kontekstual | Tugas benar-benar relevan dan memberikan ruang bagi siswa mengaitkan ke konteks nyata | Ada sebagian elemen kontekstual namun belum optimal | Sebagian kecil tugas relevan | Tugas cenderung tidak relevan / abstrak |
| Pemanfaatan Digital | Teknologi digunakan optimal untuk mendukung eksplorasi, interaksi, dan evaluasi | Teknologi digunakan tetapi belum maksimal | Teknologi hanya digunakan sebagai pelengkap | Teknologi hampir tidak digunakan atau tidak signifikan |
| Umpan Balik & Refleksi | Feedback jelas, spesifik, dan siswa terlibat dalam refleksi diri | Feedback cukup baik, refleksi ada tetapi minim kedalaman | Feedback umum, refleksi terbatas | Feedback minim dan refleksi siswa tidak terlihat |
Rubrik ini bisa disesuaikan dengan konteks sekolah, mata pelajaran, karakteristik siswa, dan skala penilaian yang diinginkan.
7. Kesimpulan & Saran
-
Program Pembelajaran Mendalam adalah langkah strategis Indonesia untuk memperdalam kualitas proses pembelajaran — tidak hanya fokus pada “apa yang diajarkan”, tetapi bagaimana siswa memahami, menerapkan, dan meresapi materi dalam kehidupan nyata.
-
Dasar hukumnya telah kuat melalui Permendikdasmen 13/2025 dan dokumen pendukung dari Kemendikbud.
-
Prinsip-prinsip (memuliakan, berkesadaran, bermakna, menggembirakan) menjadi landasan penting agar penerapannya tidak sekadar “gaya baru” tetapi bermakna.
-
Contoh RPP mendalam dan rubrik penilaian dapat dijadikan starting point untuk guru dan sekolah memulai transformasi ke arah pembelajaran yang lebih bermakna.
No comments:
Post a Comment